Pages

Kamis, 05 September 2013

Cita-cita Air pun GAGAL!

Semoga setelah membaca artikel singkat ini, ada pelajaran yang bisa kita ambil dan tanamkan pada diri kita. :)
Air merupakan suatu senyawa kimia yang terbentuk dari ikatan antara dua atom Hidrogen dan Oksigen. Ikatan ini menghasilkan suatu zat yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan setiap makhluk hidup di bumi ini. Ya, Air sangat dibutuhkan! Semua orang selalu mengharapkan kehadirannya, apalagi ketika musim kemarau panjang melanda. Tapi, ketika semua membutuhkannya si Air ntah hilang kemana. Ia bersembunyi sangat dalam di bawah lapisan impermeable tanah. Sehingga, semua yang membutuhkannya mulai putus asa untuk memperolehnya. Penantian panjang pun mereka sanggup lalui demi menunggu si Air mau membasahi kegersangan di bumi lagi. Terlalu lama, butuh setengah tahun bahkan bila anomaly cuaca terjadi waktu penantian bisa lebih dari biasanya. Si Air tetap saja belum datang, bahkan ia tak merubah dirinya pun menjadi seonggok awan di langit. Biru dan luas. Hanya itu yang bisa ditatap setiap orang di musim ini. Semuanya semakin membawa keputusasaan.
Saat semua berakhir, si Air pun mulai datang dari persembunyiannya. Ia mulai membasahi lagi tanah yang gersang ini. Ia mulai membawa kehidupan “lagi” kepada tumbuh-tumbuhan dan pepohonan kering di daratan. Semua bergembira, semua merasakan nikmatnya kesegaran dan menghilangkan haus setelah penantian yang lama. Tapi, sepertinya si Air tidak menyukai hal itu. Ia bingung, mengapa terlalu sedikit ia terserap ke dalam tanah? Kemana pohon-pohon yang besar itu? Kemana lahan kosong nan luas itu? Ah, semuanya hilang. Aku merasa terabaikan dan menjadi terbuang dan harus mengalami perjalanan yang jauh menuju ke hilir sana. Seharusnya, aku tersimpan di dalam tanah! Aku harusnya tersaring oleh akar-akaran dan batu-batuan di dalam tanah sehingga aku mengalami pemurnian kembali. Tapia pa? aku terabaikan dan harus berjalan jauh hanya untuk menjadi “asin”.
Kemarahan si Air pun memuncak. Ia merasa semuanya telah terlalu cepat berubah. Padahal, ia pergi hanya beberapa bulan saja. Sungguh tidak adil! Ia pun melampiaskan semuanya. Kemarahan dan kebencian akan perubahan yang terlalu cepat ini. Baiklah, aku akan memberikan kalian semua kandungan yang aku miliki! Kalian harus menerimanya, dan berfikirlah! Air akhirnya bercucur deras ke bumi. Tak peduli sebanyak apapun debit yang sudah jatuh dari langit. Aku sedih, dan kini aku akan menangis dan menangis. Semuanya mengalir deras. Pagi berganti malam dan ia tetap “menangis”. Sepertinya, debit air yang membasahi bumi kini berjumlah puluhan kali lebih banyak. Semua orang mulai resah, dan bertanya-tanya. Kenapa Air terus mengalir dari langit! Semestinya hal ini tidak terjadi. Kata-kata manusia itu terbawa angin dan terdengar oleh Air. Ohh, rupanya kalian memang tak pandai bersyukur. Di kala aku hilang kalian mengharapkan ku, dan kini kalian seolah menggapku sebagai suatu bencana. Maka, terimalah semuanya! Air merasa jengkel. Maka, awalnya  ia membasahi bumi dengan tulus tapi kini ia mulai sedikit kasar. Aku gagal mencapai cita-citaku mengalami pemurnian! Itu karena kalian menebangi akar-akaran penyerapku dan menutup pintu-pintu tanah dengan lapisan semen yang sulit untuk tembus! Maka, terimalah semuanya! Kini, bencana mulai datang karena Air melampaui batas tanggul yang dibuat. Pemukiman mulai ia datangi satu per satu, dan menghanyutkan segala apapun yang mencoba menghalangi luapan kemarahannya itu. Banyak yang menjadi korban, bukan hanya “penggagal” cita-cita air saja yang terkena dampaknya. Bahkan para pengagum dan penggemar Air pun merasakan akibatnya. Banjir!!!

Banjiiirrrrr!!!!!!!!!!!!!


“Ketika suatu cita-cita tak teraih dengan cara A maka cobalah dengan cara B, dan lakukan semuanya meskipun keseluruhan abjad telah terpakai”


0 komentar:

Posting Komentar