Semoga
setelah membaca artikel singkat ini, ada pelajaran yang bisa kita ambil dan
tanamkan pada diri kita. :)
Air
merupakan suatu senyawa kimia yang terbentuk dari ikatan antara dua atom
Hidrogen dan Oksigen. Ikatan ini menghasilkan suatu zat yang sangat
dibutuhkan bagi kehidupan setiap makhluk hidup di bumi ini. Ya, Air sangat
dibutuhkan! Semua orang selalu mengharapkan kehadirannya, apalagi ketika musim
kemarau panjang melanda. Tapi, ketika semua membutuhkannya si Air ntah hilang
kemana. Ia bersembunyi sangat dalam di bawah lapisan impermeable tanah. Sehingga, semua yang membutuhkannya mulai putus
asa untuk memperolehnya. Penantian panjang pun mereka sanggup lalui demi
menunggu si Air mau membasahi kegersangan di bumi lagi. Terlalu lama, butuh
setengah tahun bahkan bila anomaly cuaca terjadi
waktu penantian bisa lebih dari biasanya. Si Air tetap saja belum datang,
bahkan ia tak merubah dirinya pun menjadi seonggok awan di langit. Biru dan luas.
Hanya itu yang bisa ditatap setiap orang di musim ini. Semuanya semakin membawa
keputusasaan.
Saat
semua berakhir, si Air pun mulai datang dari persembunyiannya. Ia mulai
membasahi lagi tanah yang gersang ini. Ia mulai membawa kehidupan “lagi” kepada
tumbuh-tumbuhan dan pepohonan kering di daratan. Semua bergembira, semua
merasakan nikmatnya kesegaran dan menghilangkan haus setelah penantian yang
lama. Tapi, sepertinya si Air tidak menyukai hal itu. Ia bingung, mengapa
terlalu sedikit ia terserap ke dalam tanah? Kemana pohon-pohon yang besar itu? Kemana lahan kosong nan luas
itu? Ah, semuanya hilang. Aku merasa terabaikan dan menjadi terbuang dan harus
mengalami perjalanan yang jauh menuju ke hilir sana. Seharusnya, aku tersimpan
di dalam tanah! Aku harusnya tersaring oleh akar-akaran dan batu-batuan di
dalam tanah sehingga aku mengalami pemurnian kembali. Tapia pa? aku terabaikan
dan harus berjalan jauh hanya untuk menjadi “asin”.
Kemarahan
si Air pun memuncak. Ia merasa semuanya telah terlalu cepat berubah. Padahal,
ia pergi hanya beberapa bulan saja. Sungguh tidak adil! Ia pun melampiaskan
semuanya. Kemarahan dan kebencian akan perubahan yang terlalu cepat ini. Baiklah, aku akan memberikan kalian semua kandungan yang
aku miliki! Kalian harus menerimanya, dan berfikirlah! Air
akhirnya bercucur deras ke bumi. Tak peduli sebanyak apapun debit yang sudah
jatuh dari langit. Aku sedih,
dan kini aku akan menangis dan menangis. Semuanya mengalir deras. Pagi berganti malam dan ia tetap “menangis”.
Sepertinya, debit air yang membasahi bumi kini berjumlah puluhan kali lebih
banyak. Semua orang mulai resah, dan bertanya-tanya. Kenapa Air terus mengalir
dari langit! Semestinya hal ini tidak terjadi. Kata-kata manusia itu terbawa
angin dan terdengar oleh Air. Ohh,
rupanya kalian memang tak pandai bersyukur. Di kala aku hilang kalian
mengharapkan ku, dan kini kalian seolah menggapku sebagai suatu bencana. Maka,
terimalah semuanya! Air merasa jengkel. Maka, awalnya ia membasahi bumi dengan tulus tapi kini ia
mulai sedikit kasar. Aku gagal
mencapai cita-citaku mengalami pemurnian! Itu karena kalian menebangi
akar-akaran penyerapku dan menutup pintu-pintu tanah dengan lapisan semen yang
sulit untuk tembus! Maka, terimalah semuanya! Kini, bencana mulai datang karena Air melampaui batas
tanggul yang dibuat. Pemukiman mulai ia datangi satu per satu, dan
menghanyutkan segala apapun yang mencoba menghalangi luapan kemarahannya itu. Banyak
yang menjadi korban, bukan hanya “penggagal” cita-cita air saja yang terkena
dampaknya. Bahkan para pengagum dan penggemar Air pun merasakan akibatnya.
Banjir!!!
Banjiiirrrrr!!!!!!!!!!!!!
“Ketika suatu cita-cita tak teraih dengan
cara A maka cobalah dengan cara B, dan lakukan semuanya meskipun keseluruhan
abjad telah terpakai”
0 komentar:
Posting Komentar