Pages

Kamis, 27 Desember 2012

Onii-chan for Yukki-kun

Entah sejak kapan kita mulai membuat percakapan. Aku hanya mengingat sedikit saja saat aku menemukanmu.Kita bertemu di koperasi sekolah yang waktu itu berada di samping kelasku. Aku hanya berbelanja sedikit makanan ringan dan beberapa jajanan yang di jual di sana. Saat aku keluar dari pintu kopsis saat itu, aku melihat seorang anak baru. Rupa-rupanya sih adik kelas aku. Waktu itu baru saja penerimaan siswa baru. Siswa baru juga masih awam tentang sekolah. Jadi mereka berjubel untuk berbelanja di kopsis. Sesak. Hal itu sangat terasa sekali bila pukul 10.20 sudah tiba. Sehingga aku terdesak dan terdorong keluar dengan "paksa". Bukan keluar dengan mulus seperti kotoran tapi "terdesak" seperti menelan biji kedondong (?).
Ahh! terlalu bertele-tele aku bercerit tentang proses keluar dari kopsis itu. Intinya setelah pas keluar nih aku gak sengaja nyenggol anak itu. Bukannya kenapa sih, tapi pas itu dia senyum sedikit banget. Walaupun demikian, itu membuatnya tampak lebih manis. Usai senyum-senyum "gaje" aku langsung ngacir kabur ke kelasku.
Besoknya lagi nih, waktu sore-sore aku ke sekolah untuk menghadiri sebuah klub aku melihat Si Item Manis itu. Dia gak rapi-rapi amat. Rambut agak jabrik, mukanya lonjong, ada tahi lalat di sebelah kiri hidung, gak tinggi-tinggi amat, lumayan kurus, tapi manis.
Sebelum hari itu aku sempat nemuin dia foto berdua sama sepupuku di sebuah foto ponsel di jejaring sosial. Nah, sejak itu aku tahu nama Si Item Manis itu. Namanya Yukki. Jadi waktu ketemu Yukki untuk kedua kalinya aku langsung aja nyamperin dia yang lagi duduk di depan ruang guru. Aku sok akrab banget deh. Malu sih kalo nginget kejadian itu. Apalagi saat itu, ntah jin mana yang bikin aku minta nomor ponselnya.
haha :D walaupun memalukan tetapi tak apa. Tanpa aku tahu waktu meminta nomor teleponnya aku melirik ke sebelah kanan. Di sana ada salah seorang seniorku. Aku sempat bilang kalau aku gak suka sama brondong. Dan waktu itu aku dipergoki meminta nomor telepon seorang junior. OMG..! Aku cuman bisa mengelak dan bilang " Ini bukan apa-apa kok! Aku juga baru kenal". Sialnya si Senior aku cuman ketawa terkekeh seakan mengejek. "Sudah, toh brondong baguska!". Oh no!!! bukan seperti yang dibayangkan. Aku hanya minta nomor telepon entah karena apa. Kejadian itu hanya ditatap tanpa makna oleh Yukki. Tapi, bagiku itu adalah hal yang sangat memalukan.
Aku mengirimi Yukki sebuah pesan singkat untuk memberitahukan nomor teleponku. Hanya itu. Namun, lambat laun Yukki semakin sering mengirimiku pesan terlebih dahulu. Meski pesan itu konyol dan berisi pertanyaannya yang tak cukup penting, aku menjawabnya dengan senang hati. Aku dan Yukki semakin dekat. Aku kini menganggapnya sebagai adikku sendiri. Manja, jutek, menyebalkan dan kadang membuat jengkel. Namun, sikap Yukki yang seperti itu tidak akan tampak sedikitpun bila aku bertemu dengannya di sekolah. Hanya saling menatap sebentar dan kembali ke aktifitas masing-masing. Kini Yukki semakin terbuka dan kadang menceritakankku hal-hal yang ia rasakan. Ketika ia menceritakanku tentang seseorang gadis yang ia sukai ia selalu seakan membuatku cemburu. Padahal, aku sedikitpun tak cemburu dan hanya mengaggapnya sebagai adik kecilku yang mulai beranjak dewasa.
"Yukki-kun, Onii-chan suka sikap polos Yukki ;) tetap seperti itu. Otte!"
Yukki Ganbatte buat dapetin si yeojachingu ne...!!!!!
:)

0 komentar:

Posting Komentar