Part 1 :
DIA..
Tabir
surya terkesiap di pagi itu. Aku mulai terhentak dari mimpiku yang indah.
Ya..akhir-akhir ini aku memimpikan sesuatu yang sangat indah. Di dalam mimpiku
itu aku menemukan sosok “dia”. Hmm.. sudah lama aku begitu menumpahkan harapan
hati ini untuk “dia”. Sosok indah yang
bisa membuat hatiku nyaman dan hangat hanya dengan melihat senyumannya. Bukan
senyuman saja, bahkan hanya sekedar melihat bayanganya, suara indahnya,
tatapannya. Ah~ semua yang ia miliki itu menghanyutkanku kedalam
harapan-harapanku untuk selalu bisa dengan “dia”. Pagi ini memang tak
sedingin hari kemarin, kabut yang
kemarin menyembunyikan senyum sang mentari sepertinya telah bosan mengganggu
sang mentari. Andai saja setiap pagi aku bisa merasakan kehangatan seperti ini.
Kehangatan pagi karena telah memimpikan dia, dan terbangun dengan sambutan
mentari yang memancarkan kehangatan.
Sepertinya aku harus bergegas, aku tak
bisa terus terpaku di dalam kamar ini dengan jutaan khayalan tentang “dia”. Aku harus segera menjalani hari ini.
Kutatap jam di ponselku yang sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Rupa-rupanya
aku akan sedikit terlambat hari ini. Aku beranjak dari tempat tidurku. Berjalan
dengan malas bak jalan zombie
yang yang ditembaki puluhan “buah”
(korban game J),
terlalu pelan!. Aku sedikit mengucek mataku yang terasa berat ini, akibat tidur
terlalu larut. Pukul 03.00 aku baru bisa tertidur tadi malam karena tumpukan
tugas yang diberikan oleh guru-guru yang cerewet itu. Aku kembali tersadar dari
lamunanku yang terus mengingat kejadian ‘telat tidur’ tadi malam, kini aku
memandang cermin yang ttersambung dengan meja make up di rumahku dengan belasan
stikker yang sebagian besar berwarna merah. Red
Ocean pikirku sejenak dan lanjut
menatap guratan-guratan dan lekuk di wajahku. Aku begitu cantik bukan ? (narsis
banget woy..!) hahaha, aku tertawa ringan dan kembali merapikan rambutku yang
berantakan gara-gara tidur gak bisa diem ( kebiasaan banget :D). Selesai sudah
aku merapikan rambut yang tebal dan gak karuan ini. Saatnya mandi dan bergegas
ke sekolah..
Hari
ini sekolah tampak ramai, entah ada kegiatan apa? Aku juga belum tahu.
Sepertinya ada acara yang cukup meriah, tapi belum ada pemberitahuan sama
sekali dari pihak OSIS.aku memiringkan sedikit kepalaku dan memegangi kedua
tali tasku. Aku terus berkutat dengan pikiranku sendiri. Aku harus segera
menanyakan ini pada yang lain. Aku berjalan menuju kelasku dan berharap segera
bertemu dengan orang yang bisa memberiku penjelasan tentang acara dadakan itu.
Tidak lama akupun kini telah berada di ruang kelas, aku melihat semua isi kelas
tampak sibuk. Baru saja aku ingin meletakkan tasku, sebuah tangan terasa
menarikku dengan sedikit kasar dan dengan cepatnya aku terseret mengikuti arah
tangan tersebut.
“ ah.. sakit banget, kamu kenapa sih?” tanyaku kepadanya yang bukan lain adalah Mey.
“ ah.. sakit banget, kamu kenapa sih?” tanyaku kepadanya yang bukan lain adalah Mey.
“Aduh,
jangan cerewet deh nanyak-nanyak dulu. Ikutin gue, SEKARANG!” dia menyuruhku
diam dengan sedikit ‘kasar’.
“Gue
gak ngerti loe tiba-tiba na.....”
Deg..
tanpa disadari kata-kata yang semulanya ingin kulanjutkan agar Mey berhenti
menarikku, namun sosok ‘dia’ membuat bibirku terasa kelu untuk melanjutkan
kata-kataku. Aku benar-benar melihatnya kali ini, ia sedang sibuk namun dia
tetap terlihat tampan, dia indah dan aku hanya bisa spechless menatap punggungnya dari kejauhan.
“Loe
kenapa bengong sih Ly?” Mey menyadarkanku karena sedikit terlihat ‘bengong’ dan
pastinya sekarang ini mulutku terbuka sedikit yang bisa mengundang segerombolan
serangga untuk masuk (Lebay deh :p).
“Gu..gue,
nggak kok cuman itu.. anu.. anu..” aku gugup dan mulai salah tingkah karena
‘dia menoleh ke arah kami gara-gara si Mey ‘bawel’ itu yang bicaranya segede
sound system.
“Ah..
anu-anu gak jelas apaan sih Ly? Gue GAK
NGERTI !” dia berbicara dengan berteriak membuat orang-orang yang tadinya sibuk
mempersiapkan panggung pentas menatap kami ‘aneh’.
TBC....
0 komentar:
Posting Komentar